Jumat, 07 Februari 2014
In:
CERPEN
Sahabat :)
Nay berjalan
melewati koridor sekolah nya menuju kekelas tercinta, cewek cantik yang membawa
ransel mungil itu melewati kerumunan siswa yang tengah melihat madding sekolah.
“Excuse me!!” kata Nay seraya melewati kerumunan itu. Dia langsung meneruskan perjalanan
nya yang amat panjang “melewati perpus, kantor guru, ruang Tu, dan blab la bla”
desah Nay seraya berjalan melewati ruang-ruang itu. Didepan kelas VII nay
menarik nafas entah apa yang dirasakan nya ketika ia akan melewati kelas VII
itu.
Banyak siswa
kelas VII yang menyapa nay, walaupun nay tidak suka tapi dia tetap memberikan
senyuman manisnya itu. Walaupun tak jarang banyak siswa yang memberikan coklat,
boneka, bunga, dll. Memang ini bukan pertama kalinya Nay mendapatkan
barang-barang seperti itu. Sudah satu minggu Nay berada disekolah itu, tapi dia
belum juga mengikuti ekskul apa pun.
Sampai
didepan kelas, dengan membawa barang-barang itu dia masuk dan menyimpannya di
meja yang kecil itu, banyak barang-barang yang jatuh berserakan dilantai,
karena meja yang kecil yang tidak muat untuk menyimpan semua barang itu. Dari
kejauhan Chika, Tasya, Rangga, Adit, dimas, dan Alan menertawakan nya. “Mau
jualan mba?” Tanya Adit seraya tertawa. “Oh, iya nih pak, bapak mau” jawab Nay
dengan kesal. Walaupun mereka sudah akrab, tapi mereka belum tahu kalau Nay
adalah anak pemilik sekolah mereka. “Stt, Nay cepet beresin tuh barang-barang
lo keburu ada guru masuk” perintah Alan dengan nada yang lembut. “Siap bos,
chik sya bantuin gua dong, please nona-nona” bujuk Nay kepada mereka berdua.
“Hmmmp, Lu ya bisa aja ngerayu nya. Yaudah iya gua bantuin” jawab Tasya seraya
mengambil barang-barang yang berada di lantai, semua nya pun membantu Tasya dan
Nay merapikan barang-barang itu untuk disimpan ke loker milik Nay.
Ketika nay
membuka loker itu, dia terkejut melihat ada sebuah amplop di lokernya. Diapun
mengambil amplop itu dan menyimpannya di saku baju. Semua barang-barang di
simpannya di loker yang indah itu, loker milik nay memang yang paling beda.
Selain yang paling rapih juga yang paling indah karena banyak hiasan didalam
nya, seperti foto-foto Avril Lavigne yang merupakan idolanya dari dulu. Semua
barang-barangnya ditata dengan rapi, ketika nay hendak mengunci kembali
lokernya selembar kertas jatuh dihadapannya. Nay langsung mengambil kertas itu,
ketika nay hendak membacanya chika memanggil nya.
***
Bel pulang
sekolah berdering, Nay segera membereskan buku-buku yang tadi di pelajarinya.
Tiba-tiba ketika Nay hendak berdiri beberapa lembar kertas berterbangan, nay
mengambil kertas-kertas yang berjatuhan ke lantai beberapa diantara nya ada
yang sobek. Nay segera mengambil nya dan menyusunnya dia membawa kertas-kertas
itu. Ternyata didepan kelas Nay sudah ada teman-temannya mereka menunggu Nay
dan mengajaknya pulang bersama, memang rumah mereka itu satu arah hanya
dipisahkan oleh persimpangan. Disana juga sudah ada kak Virgo yang sedari tadi
menuggu Nay. “Kak, Nay pulang bareng temen-temen aja, kakak pulang duluan aja
sana” kata nay seraya menutup seleting tasnya. “Heh, dasar yah nyebelin, dari
tadi kakak nunggu eh malah ngebatalin bagus” jawab kak Virgo. “Yaudah sana
pergi Bye” kata Nay dan langsung berlari mengejar teman-temannya yang sudah
berjalan menelusuri koridor sekolahnya yang luas itu menuju gerbang.
***
Setelah
sampai dipersimpangan, mereka melambaikan tangan secara bersamaan dan
melanjutkan perjalanan menuju rumah mereka. Rangga, adit, dan Dimas mereka
menunggu taksi untuk mengantarkan mereka menuju rumahnya. Sedangkan Nay, Chika,
Tasya, dan Alan berjalan menuju perumahan yang elit menuju rumah mereka
masing-masing. Baru beberapa langkah mereka berjalan dari arah belakang ada
yang memanggil Alan, seketika mereka langsung berbalik arah mencari asal
suara itu. Ternyata yang memanggil Alan itu adalah sahabatnya sejak kelas
satu, dia berlari kearah mereka berdiri.
“Hay” sapa
sicowok itu kepada Nay yang baru dia kenal. “Hay juga” balas Nay dengan
senyuman manisnya. “Lan ini yang namanya Nay itu?” Tanya sicowok itu seraya
menunjuk Nay dengan telunjuknya. “Eh Ric, biasa aja dong gx usah nunjuk-nunjuk
kayak gitu gx sopan tau” bentak Chika kepada sicowok itu. Melihat itu Nay hanya
tersenyum dan memperlihatkan lesung pipinya yang membuat teman-temanya gemas
melihatnya. “Oh iya Nay kenalin dia sahabat aku namanya Rico” ujar Alan
memperkenalkan sahabatnya itu kepada Nay.
Walaupun
mereka baru kenal, tapi mereka terlihat sangat akrab seperti sudah lama kenal.
Setelah sampai dibelokan pertama Chika, tasya, dan Rico menghentikan langkahnya
mereka pamit dan melambaikan tangan nya kepada Nay dan Alan. Nay dan Alan
meneruskan perjalanan nya menuju rumah yang tak jauh dari belokan itu, memang
rumah Nay dan Alan itu berdekatan. Tetapi walaupun seperti itu mereka jarang
sekali bermain bersama tidak seperti yang dilakukan teman-teman yang lainnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar