Selasa, 18 November 2014
In:
Entahlah
BlaBla
Seharusnya tak ada yang boleh mengekang hidupku, kecuali orang tua ku
Aku hidup untuk diriku sendiri bukan untuk orang lain.
engkau barulah menjadi Namja Chinguku, bukan lah suami atau ayahku
engkau belum berhak mengatur hidupku,
jika engkau tidak megikuti aturan hidupku, engkau tetap mengatur-atur hidupku
kurasa....
lebih baik kita tak memiliki hubungan apa pun.
karena prinsip hidupku : "tak ada satupun yang boleh mengatur hidupku selain orang tua, dan suami ku kelak".
aku masih mengingat pertanyaan yang dulu sahabat sekaligus Namja chinguku ketika itu.
dia bertanya: "Sekarang aku adalah pacarmu dan kemarin aku adalah sahabat mu, jika kelak kita sudah tak ada hubungan, apakah engkau masih menganggapku sebagai sahabat??"
Dengan santai aku menjawab "engkau adalah sahabat ku dari kecil, kita hidup bersama, main bersama, dan kita hanya dipisahkan oleh jarak yang ku anggap tak terlalu jauh. dalam pacaran mungkin ada yang nama nya mantan, dan mungkin engkau juga akan menjadi mantan pacarku. tapi engkau tidak akan jadi mantan Sahabatku"
diapun bertanya kembali: "tapi, kebanyakan remaja sekarang ketika putus mereka bukan nya menjadi teman tapi malah menjadi musuh?? apakah engkau masih akan menganggapku sahabat jika nanti aku sudah menjadi mantan, karena aku telah menyakiti ataupun mengecewakanmu??"
kataku: "jawaban nya simple. lihatlah nanti, dan ingatlah kata-kataku saat ini "kemarin, hari ini, esok, dan selanjutnya engkau adalah sahabatku" aku tidak akan mengingat apakah engkau pernah menyakiti atau mengecewakan ku, yang aku ingat adalah kebahagiaan saat bersamamu".
Aku hidup untuk diriku sendiri bukan untuk orang lain.
engkau barulah menjadi Namja Chinguku, bukan lah suami atau ayahku
engkau belum berhak mengatur hidupku,
jika engkau tidak megikuti aturan hidupku, engkau tetap mengatur-atur hidupku
kurasa....
lebih baik kita tak memiliki hubungan apa pun.
karena prinsip hidupku : "tak ada satupun yang boleh mengatur hidupku selain orang tua, dan suami ku kelak".
aku masih mengingat pertanyaan yang dulu sahabat sekaligus Namja chinguku ketika itu.
dia bertanya: "Sekarang aku adalah pacarmu dan kemarin aku adalah sahabat mu, jika kelak kita sudah tak ada hubungan, apakah engkau masih menganggapku sebagai sahabat??"
Dengan santai aku menjawab "engkau adalah sahabat ku dari kecil, kita hidup bersama, main bersama, dan kita hanya dipisahkan oleh jarak yang ku anggap tak terlalu jauh. dalam pacaran mungkin ada yang nama nya mantan, dan mungkin engkau juga akan menjadi mantan pacarku. tapi engkau tidak akan jadi mantan Sahabatku"
diapun bertanya kembali: "tapi, kebanyakan remaja sekarang ketika putus mereka bukan nya menjadi teman tapi malah menjadi musuh?? apakah engkau masih akan menganggapku sahabat jika nanti aku sudah menjadi mantan, karena aku telah menyakiti ataupun mengecewakanmu??"
kataku: "jawaban nya simple. lihatlah nanti, dan ingatlah kata-kataku saat ini "kemarin, hari ini, esok, dan selanjutnya engkau adalah sahabatku" aku tidak akan mengingat apakah engkau pernah menyakiti atau mengecewakan ku, yang aku ingat adalah kebahagiaan saat bersamamu".
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar